Orang yang sabar itu di sayang tuhan. Maka bersabarlah kamu…..
Tapi kemudian mereka berkata : sampai kapan kesabaranku ini akan berbuah indah ? sudah cukup lelah aku dengan semuanya ini…. tak jua indah itu menggantikan perihku dalam sabaranku. Astagfirulooh ya alloh. Hamba hanya manusia biasa.
Kebaikan itu selalu berbuah kebaikan,
Tetapi padahal ? tidak semua kebaikan itu, akan berbuah kebaikan pula . bukan kah begitu ? demikian si miskin itu menggerutu.
Sayangilah maka kamu akan mendapatkan setiap rasa sayang yang lebih. Dari mereka . . . .
Tetapi kenapa tak kunjung jua, dia bisa merasakan apa yang aku rasa ? mengapa tak juga dia menyayangiku seperti aku padanya ? demikian perkumpulan para patah hati berteriak.
Tuhan telah memasangkan apa yang ada pada kalian, seperti kalian dari kalian itu sendiri . . . .
Tapi kenapa, mereka tak sama seperti aku pada mereka ? mengapa mereka tak sebaik aku, pada mereka ? dan dari sekumpulam tangan yang selalu bertepuk sebelah itu memprotes.
Dan mungkin dahulu, kepolosan kita di masa kecil yang memaksa kita dalam TAKUT . untuk selalu memakai TOPENG itu. TOPENG yang melindungi bohongku. Bohongmu. Dan bohonnya.
Dan sekarang sang waktu sudah mulai berani untuk berkata : bahwa inilah aku, inilah kamu, dan inilah dia. Dan tak perlu lagi kita memakai TOPENG itu. Sudah cukup keberanian ini, untuk membukkan TOPENG itu, bahwa inilah SAYA ! bukan aku yang dahulu.
Dan kemudian ada kata yang aku pahami. Bahwa kabarmu, kabarku, kabarnya, kabar dia, kabar mereka. Tak lagi penting untuk KITA dan AKU . Dan ketika sudah seperti ini, ceritakanlah pada duniamu sendiri ! tak usah KITA saling bercerita kembali, karena ceritaku, ceritamu, ceritanya, sudah tak penting lagi . . . .
buatku. Buatmu. Dan buatnya.
kabarku, kabarmu, dan kabarnya tak penting lagi !
Diposting oleh
achink
|
undefined/undefined
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar