Let Me Talk To Tell

Satu tahun berlalu, tanpa terasa. Dan ternyata, Sang waktu bergulir begitu cepatnya . . . satu tahun panjangnya, saya bergelut dengan mimpi, mungkin lebih tepatnya lagi saya deskrispsikan satutahun itu dengan mimpi buruk panjang yang membukakan mata saya. Yang kemudian membangunkan saya dengan kata “ inilah hidup “ .

Bulan juli tahun lalu, saya ungkapkan semua yang terjadi itu sabagai MIMPI BURUK ! mimpi buruk yang menghentikan setiap hari –hari saya, mimpi buruk yang menghilangkan keaslian dari senyum saya yang selalu terlihat menawan. HAHA . mimpi buruk yang menghilangkan semua semangat saya yang selalu membara dan membuat setiap orang selalu bertanya “ kenapa saya selalu sesemangat itu “ . mimpi buruk yang untuk kali pertamanya membuat saya memebenci diri saya, membenci hidup saya, membenci dari setiap hari yang saya lalui.

Dan ternyata, dibulan juli ini ? akhirnya saya mengakui, betapa banyaknya sesatu yang selama ini tidak saya tahu. Waktu yang selama ini menurut saya terbuang percuma itu ternyata TIDAK ! waktu itu, yang mengajarkan saya, betapa begitu dalamnya cinta ibu dan bapa kepada anaknya. Betapa banyaknya kasih seorang kaka untuk sang adiknya. Waktu itu . . . yang memberikan saya paham, bahwa KELUARGA itu sangat berharga dan lebih penting dari yang lainnya. Waktu itu, yang menyadarkan saya bahwa TEMAN itu bukan SEGALANYA *seperti apa yang mereka, kaum remaja bilang . . . * waktu itu, yang memberikan banyak arti untuk menyayang orang yang kita sayang itu seperti apa.

Buku yang saya baca tadi malam memang sangat memotifasi saya,

Perbaikan (improvement ) dimulai dengan huruf “I” (aku).

Jangan merendahkan dirimu sendiri. Jangan berkuat pada kesalahanmu. Kalau kamu berfokus pada hal-hal negative, kamu jadi cenderung untuk mengucilkan diri.kalau kamu mengatakan kepada dirimu bahwa kamu adalah orang yang gagal, kamu akan menjadi orang yang gagal. Segampang itu. Nah, dari pada begitu lebih baik kamu berlatih dialog-batin yang positif. Puji dirimu waktu kamu melakukan sesuatu dengan baik. Beri semangat dirimu ; katakana kamu bisa berhasil. Kalau pikiran negative merayapi benakmu, hentikan, dan gantikan dengan pemikiran positif. Teruslah begitu. Angkat dirimu. Jangan jatuhkan ! . berkonsentrasilah pada membangun dirimu yang baru, yang percaya diri.

Pas ! satu kata itu yang keluar dari bibir saya, ketika saya selasai membaca buku itu. Satutahun itu, memang saya menjadi orang yang gagal. Gagal dalam memerangi pesimisme saya. Tapi biarlah, akan saya biarkan semuanya berlalu. Dan saya nyalakan kembali api semangat saya . mungkin saya pernah menjadi orang yang gagal, tapi saya adalah orang yang mau mencobanya kembali. Kembali mengukir mimpi itu, kembali melempar bintang dari mimpi saya itu ke atas langit sana. Langit yang paling tinggi. Yang kemudian harus saya menjadikan saya untuk berusaha kembali menggenggamnya. Mendapati MIMPI itu dengan senyuman . . .